Aku
Ocha. Dan aku suka dengan kehidupan ini. Jika banyak dari temanku ingin segera
mati, maka aku akan berkata ‘Kenapa tidak kau berikan saja sisa hidupmu padaku?
Aku masih ingin hidup lebih lama’ dan temanku selalu bingung ketika kukatakan
begitu.
Mengapa
aku ingin hidup lama? Jawabannya adalah karena hanya disini aku bisa merasakan
asam, asin, pahit, manis, bahkan umami dari kehidupan. Dan akan jadi gado-gado
jika semua itu dicampurkan. Bukankah gado-gado itu enak? Begitu juga kehidupan,
terutama cinta, sangat menyenangkan. Tapi tidak semua gado-gado itu enak.
Kadang keasinan, keasaman, kemanisan, kepahitan, bahkan keumamian (?)
Aku ingin berbagi sedikit kisah tentang kehidupan cintaku.
Semua berawal ketika aku kelas 5 SD. Saat itu memang sedang zamannya di kelasku untuk menyukai
teman sebaya yang berlawanan jenis kelamin.
Aku
menyukai seseorang ketika aku duduk di bangku ruang kelas bertuliskan ‘Kelas 5’
saat itu aku belum begitu mengerti tentang perasaan. Aku yang masih anak-anak
hanya bisa merasakan kekaguman pada seseorang yang kuanggap menarik. Perasaan
itu muncul secara tidak jelas, dan hinggap begitu saja di hatiku. Aku yakin
bahwa sinetron dan FTV yang sering tayang di TV ikut peran serta membuatku jadi
begini.
Sialnya,
aku merasakan pahit di gado-gadoku yang pertama. Kulihat seorang teman yang
juga merupakan teman baikku. Dia dekat dengan orang yang kusukai. Mereka sering
bersama. Bahkan ketika rekreasi sebelum lulus SD mereka duduk berdekatan dan
kelihatan begitu mesra. Dan sialnya aku juga duduk di dekat situ. Aku yang
belum dewasa tidak bisa berbuat apa-apa.
Semua
itu berakhir ketika aku lulus SD. Hingga saat itu perasaanku padanya tak
tersampaikan. Aku dan dia bersekolah di tempat yang berbeda. Sekolah yang
kududuki saat ini merupakan impianku
sejak kelas 5 SD. Jadi tidak mungkin bagiku untuk mengejarnya dan masuk ke
sekolah yang sama dengannya.
Seiring
berjalannya waktu, aku pun melupakan perasaanku pada anak itu dan membuka
hatiku untuk orang lain. Pada awal kehidupanku di SMP ini, aku merasakan
gado-gado yang rasanya asam.
Aku
tipe orang yang suka bergaul. Aku mempunyai banyak kenalan dari kelas lain dari
pada teman-temanku. Namun, setiap aku bertemu dengan laki-laki yang membuatku
tertarik, selalu saja direbut teman sekelasku.
Memang
kesalahanku. Aku sering membaggakan laki-laki itu di depan teman-temanku sampai
mereka tertarik dan minta dikenalkan dengan laki-laki itu. Dan akhirnya temanku
yang melakukan pendekatan padanya dan aku tersepak begitu saja. Aku pun berkata
dalam hati ‘ASEM banget nih anak!’ hal ini sudah terjadi dua kali secara
beruntun.
Setelah
menyantap habis gado-gado dengan rasa asam itu, aku merasakan gado-gado dengan
rasa umami. Kau tahu kan kalau umami itu rasanya tidak jelas dan tidak bisa
dijelaskan. Seperti yang kurasakan saat menyantapnya. Terjadi kekosongan di
hatiku.padahal aku ingin merasakan yang namanya jatuh cinta. Saking parahnya, hampir setiap laki-laki yang kutemui,
aku langsung suka dengannya. Parah sekali bukan?
Di
gado-gado umami inilah pertama kalinya aku punya pacar. Waktu itu orang yang
baru kukenal menyatakan perasaannya padaku. Aku baru saja berpapasan dengannya
sekali, yaitu saat hari terakhir masuk sekolah sebelum liburan.
Selama
liburan dia terus mengirimiku pesan
dan menyatakan perasaannya padaku lewat SMS. Tanpa pikir panjang, aku langsung
menerimanya sebagai pacarku. Dan ternyata aku merasa tidak nyaman pacaran
dengan orang yang tidak benar-benar aku sayangi. Akhirnya aku mengakhiri hubungan
kami di hari kedua pacaran. Saat itu aku merasa seperti idiot korban
pacar-pacaran. Namun, sejak kejadian itu aku belajar untuk lebih dewasa dalam
hal itu.
Dengan
ini gado-gado umami pun berakhir. Hatiku kembali kosong, dan aku akan lebih
selektif dan berhati-hati saat memilih orang yang kusukai. Aku tidak ingin
kejadian seperti gado-gado umami itu terjadi lagi, menjalin hubungan dengan
seseorang tapi tidak sepenuh hati, dan akhirnya menyakiti hati orang tersebut.
Terjadi sekali ini saja membuatku merasa seperti orang yang kejam.
Aku
mulai berimajinasi bertemu dengan orang yang kucintai dan bersamanya sambil
melihat indahnya pohon sakura. Tapi
aku segera sadar bahwa di Indonesia tidak mungkin ada pohon sakura yang tumbuh.
Setelah
umami, gado-gado asin pun tersaji dihadapanku. Kali ini aku merasakan ‘cinta
pada pandangan pertama’ dengan seorang pria. Entah kenapa aku bisa menyukai
pria itu. Tidak di dekat pohon sakura,
melainkan di penjual es buah depan sekolahan. Aku tahu dia berada di organisasi
sekolah yang sama denganku, dan dia adalah orang penting di organisasi.
Kala
itu, aku menyimpan perasaanku cukup lama. Aku tidak punya keberanian untuk
mengutarakan perasaanku padanya. Aku juga selalu salah tingkah ketika bertemu dengannya.
Rasanya benar-benar asin.
Sejak
saat itu aku jadi sering kepikiran si dia, melamun tentang dia, dan lain-lain.
Apalagi setelah aku mengetahui bahwa dia sudah punya pacar. Hatiku sakit,
rasanya seperti meteor yang tidak
habis terbakar dan jatuh tepat di tubuhku. Aku jadi sering galau sendiri.
Padahal, aku harus fokus belajar apalagi ketika sedang banyak ujian. Hal itu
jelas sangat mengganggu buatku. Dalam rangka mengusir kegalauan dalam diriku,
aku pun memberanikan diriku untuk menyatakan perasaanku padanya. Aku merasa
lega dan lebih ringan untuk melupakan perasaanku padanya. Dan kita tetap
berteman. Dia dengan kehidupan yang dia miliki, dan aku dengan kehidupan yang
kumiliki.
Kini,
piring hatiku kosong tanpa gado-gado diatasnya. Benar-benar kosong karena tidak
seorang pun mengisi hatiku.
Aku
mulai menjalani kembali kehidupan normal anak SMP. Belajar giat dan melupakan
sejenak tentang cinta yang selama ini memberatkan pikiranku. Hingga aku
merasakan aura aneh dan atmosfir yang berbeda dari seseorang.
Aku
mulai mencari banyak teman sesekolah mulai dari kakak kelas hingga adik kelas.
Aku pun menjelajahi dunia maya. Mulai dari Facebook, Twitter, dan mencari nomor
HP dari setiap anak terutama pria. Rasanya semakin dekat, dan kelihatannya dia
adalah kakak kelasku. Dari semua orang yang kukenal, ada satu orang yang sangat
perhatian padaku. Dan ternyata benar dia adalah kakak kelasku. Kita sering
berkirim pesan, chatting,
curhat-curhat, dan lain-lain. Bahkan kita sempat bertukar ponsel untuk
sementara.
Bukan
sekedar suka, tapi aku sudah sayang padanya. Aku ingin dia yang mengisi
kekosongan di hatiku. Akhirnya, bertepatan dengan hari jadi sekolahku, kami
resmi sebagai sepasang kekasih.
Dia
merupakan pendengar setia dari imajinasi-imajinasi gilaku. Dan dia juga tidak
senormal pacar yang biasa orang lain cari. Kami sama-sama memiliki imajinasi
tinggi dan ide-ide gila yang selalu membuat kami tertawa sendiri. Tapi ada satu
yang tak kumengerti, setiap selesai bercanda dan tertawa lepas, kami selalu
lupa akan hal yang membuat kami tertawa. Sadar bahwa tidak mungkin mengingatnya
aku tidak mempermasalahkannya.
Walau
gila dan berimajinasi tinggi, dia adalah orang yang spesial, yang mengisi
hatiku dikala kosong, dan menawarkan gado-gado cinta yang manis, walaupun aku
sendiri tidak tahu bagaimana rasanya gado-gado manis.
Setelah
merasakan berbagai rasa dari gado-gado cinta mulai dari yang tidak enak hingga
yang enak. Aku sadar bahwa kehidupan cinta nyata itu tidak sesimpel kehidupan
cinta telenovela yang biasa tanyang di TV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar