Karya
: Jauza’ Nur R.
Setting
: Jembatan
Kata
kunci : Malam, sekop, bulu kuduk, darah, jejak, pohon beringin
Akhir bulan Oktober, entah mengapa
angin terasa begitu dingin dimalam halloween. Neuro, seorang mahasiswa
yang mendapat beasiswa bersekolah di London. Neuro berdiri di pinggir jembatan.
Mendadak hujan, Neuro tidak membawa jas hujan
masih berdiri di pinggir jembatan. Pandangan Neuro teralihkan pada seseorang
berjaket mengenakan penutup kepalanya. Pria itu membawa sekop ditangan
kirinya. Neuro yang merasa aneh meninggalkan pria itu.
Beberapa
langkah Neuro berjalan, ia mendapat telepon dan berhenti sebentar.
“ Halo,” sapa
sang penelpon. Suaranya agak serak.
“ Ya, ini
siapa?” tanya Neuro.
“ krsk,
krsk...” hanya terdengar suara aneh.
Neuro menutup
telponnya, ia berfikir mungkin ponselnya rusak terkena air hujan. Tiba-tiba
Neuro merasa aneh. Ia merasakan seperti nafas berat di belakang punggungnya. Bulu
kuduk Neuro berdiri, perlahan ia
melihat ke belakang. Tidak ada apa-apa, hanya ada pria aneh tadi, ia tidak
beranjak dari tempatnya.
Neuro berjalan
lagi. Terasa ada yang menepuk pundaknya dari belakang, tangan itu mencengkram
pundak Neuro. Neuropun menengok lagi ke belakang. Pria itu, tidak beranjak dari
tempatnya, tapi tangannya memanjang mencengkram bahu Neuro. Neuro terkejut
melihatnya hingga ia tak sanggup mengatakan apapun. Pria itu menatap Neuro
tajam, matanya yang merah melotot hingga mengeluarkan darah. Semakin
erat cengkraman dibahu Neuro.
“
Arrrggghhhh...!!!! tolong!!!!” jerit Neuro.
Tak seorangpun
menanggapinya, seakan hanya Neuro dan pria itu yang dapat melihat kejadian yang
dialami Neuro. Pria itu akhirnya melepaskan bahu Neuro. Neuro segera lari, tapi
pria itu berlari lebih cepat mengikuti jejak Neuro.
Neuro yang
sudah lelah berlari akhirnya tergelincir dan jatuh pingsan. Ketika ia
terbangun, dihadapannya ada sebuah pohon beringin tua. Terlihat sosok
pria yang tadi mengejarnya berada di atas pohon.
“ Kau berada di
alamku, kau harus mematuhi peraturanku,” ujar pria itu.
“ Bagaimana
bisa? Mimpikah aku? Siapa kau sebenarnya,” kata Neuro masih tidak percaya akan
semua yang telah dialaminya.
“ Ya, kau
bermimpi, dan tidak akan pernah bangun lagi,” kata pria itu.
“ A, apa
meksudmu?” tanya Neuro.
“ Kau sudah
berada di alamku, maka kau tak akan pernah kembali lagi ke alammu, kini kau
menjadi milikku, kau harus melakukan apa yang kuperintahkan,” jawab pria itu.
Neuro terdiam,
memejamkan mata, meyakinkan dirinya bahwa ini hanya mimpi buruknya saja. Ketika
ia membuka mata, wajah pria itu berada tepat di depan wajah Neuro. Neuro
menjerit dan melangkah mundur.
Wajahnya
benar-benar hancur, matanya merah berdarah. Banyak bekas jahitan di wajahnya,
bahkan banyak sobekan yang belum dijahit.
“ Apa tujuanmu
sebenarnya?” tanya Neuro.
“ Balas dendam,
merebut kebahagiaan semua orang, menyiksa mereka, dan akhirnya mereka akan
mati,” jawab pria itu.
“ Ke, kenapa?
Apa salah kami?” tanya Neuro semakin takut.
“ Aku melakukan
itu pada kalian, sama halnya seperti kalian dulu memperlakukan aku,” jawab pria
itu.
Sebelum Neuro
bertanya lagi, pria itu secepat kilat berpindah ke belakang Neuro dan memukul
tengkuknya. Neuro kehilangan keseimbangan dan tumbang.
Pria itu
membawa Neuro ke tempat eksekusinya. Neuro tersadar, ia melihat sekelilingnya.
Begitu banyak makhluk mengerikan seperti pria tadi. Mereka bersorak ramai,
sepertinya mereka tak sabar melihat kematian Neuro dan menjadi salah satu dari
mereka.
Hujan semakin
deras, petir menyambar tiada henti. Seorang pria berjaket membawa sekop tadi
berdiri di hadapannya. Menaikkan tangannya sambil berseru “ Kau akan lenyap, tak seorangpun akan mengingat dirimu. Malam ini,
tak ada kata trick or treats untukmu!”
--End--