Trenggiling biasa (Manis javanica syn. Paramanis
javanica) adalah wakil dari ordo Pholidota yang masih ditemukan di Asia
Tenggara. Hewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap.
Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling
kadang juga dikenal sebagai anteater.
Bentuk tubuhnya memanjang, dengan lidah yang dapat
dijulurkan hingga sepertiga panjang tubuhnya untuk mencari semut di
sarangnya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam sisik besar yang
tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika
diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia
dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga “sisik”nya dapat melukai kulit
pengganggunya.
Trenggiling terancam keberadaannya akibat habitatnya terganggu serta menjadi obyek perdagangan hewan liar.
Trenggiling biasa (Manis javanica syn. Paramanis
javanica) adalah wakil dari ordo Pholidota yang masih ditemukan di Asia
Tenggara. Hewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap.
Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling
kadang juga dikenal sebagai anteater.Bentuk tubuhnya memanjang, dengan
lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga panjang tubuhnya untuk
mencari semut di sarangnya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam
sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat
perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan
badannya seperti bola. Ia dapat
pula mengebatkan ekornya, sehingga “sisik”nya dapat melukai kulit pengganggunya.Trenggiling terancam keberadaannya akibat habitatnya terganggu serta menjadi obyek perdagangan hewan liar.
pula mengebatkan ekornya, sehingga “sisik”nya dapat melukai kulit pengganggunya.Trenggiling terancam keberadaannya akibat habitatnya terganggu serta menjadi obyek perdagangan hewan liar.
Binatang unik ini berkembang biak dengan melahirkan.
Hanya ada satu anak yang dilahirkan seekor trenggiling betina. Lama
hamilnya hanya dua sampai tiga bulan saja. Jika diganggu, trenggiling
akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan
ekornya, sehingga “sisik”nya dapat melukai kulit pengganggunya.
Ada tujuh jenis Trenggiling yang masih hidup di
dunia, yaitu Trenggiling India (Manis crassicaudata) terdapat di India
dan Srilangka, Trenggiling Cina (M. pentadactyla) terdapat di Taiwan dan
RRC Selatan, Trenggiling Pohon (M. tricuspis), Trenggiling Berekor
Panjang (M. tetradactyla), Trenggiling Raksasa (M.gigantea) dan
Trenggiling Temmick (M. Temmicki) terdapat di Afrika serta yang terakhir
adalah Trenggiling Jawa (M. javanica) terdapat di Semenanjung Malaysia,
Birma, Indocina (Vietnam, Laos, Kamboja) dan pulau-pulau Sumatera,
Kalimantan dan Jawa.
Musim kawin trenggiling jatuh pada bulan April
sampai Juni. Setelah sang betina mengandung beberapa bulan, ia akan
melahirkan anaknya. Biasanya induk trenggiling akan menjaga anaknya 3
sampai 4 bulan. Selama itu sang anak sering di bawa-bawa oleh induknya
di atas ekornya.
Status konservasi
Hampir Terancam (IUCN 2.3)[2]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Pholidota
Famili: Manidae
Genus: Manis
Spesies: M. javanica
Nama binomial
Manis javanica
Desmarest, 1822
Tidak ada komentar:
Posting Komentar