Selasa, 30 Oktober 2012

Last Halloween


Karya : Jauza’ Nur R.
Setting : Jembatan
Kata kunci : Malam, sekop, bulu kuduk, darah, jejak, pohon beringin

            Akhir bulan Oktober, entah mengapa angin terasa begitu dingin dimalam halloween. Neuro, seorang mahasiswa yang mendapat beasiswa bersekolah di London. Neuro berdiri di pinggir jembatan.
 Mendadak hujan, Neuro tidak membawa jas hujan masih berdiri di pinggir jembatan. Pandangan Neuro teralihkan pada seseorang berjaket mengenakan penutup kepalanya. Pria itu membawa sekop ditangan kirinya. Neuro yang merasa aneh meninggalkan pria itu.
Beberapa langkah Neuro berjalan, ia mendapat telepon dan berhenti sebentar.
“ Halo,” sapa sang penelpon. Suaranya agak serak.
“ Ya, ini siapa?” tanya Neuro.
“ krsk, krsk...” hanya terdengar suara aneh.
Neuro menutup telponnya, ia berfikir mungkin ponselnya rusak terkena air hujan. Tiba-tiba Neuro merasa aneh. Ia merasakan seperti nafas berat di belakang punggungnya. Bulu kuduk  Neuro berdiri, perlahan ia melihat ke belakang. Tidak ada apa-apa, hanya ada pria aneh tadi, ia tidak beranjak dari tempatnya.
Neuro berjalan lagi. Terasa ada yang menepuk pundaknya dari belakang, tangan itu mencengkram pundak Neuro. Neuropun menengok lagi ke belakang. Pria itu, tidak beranjak dari tempatnya, tapi tangannya memanjang mencengkram bahu Neuro. Neuro terkejut melihatnya hingga ia tak sanggup mengatakan apapun. Pria itu menatap Neuro tajam, matanya yang merah melotot hingga mengeluarkan darah. Semakin erat cengkraman dibahu Neuro.
“ Arrrggghhhh...!!!! tolong!!!!” jerit Neuro.
Tak seorangpun menanggapinya, seakan hanya Neuro dan pria itu yang dapat melihat kejadian yang dialami Neuro. Pria itu akhirnya melepaskan bahu Neuro. Neuro segera lari, tapi pria itu berlari lebih cepat mengikuti jejak Neuro.
Neuro yang sudah lelah berlari akhirnya tergelincir dan jatuh pingsan. Ketika ia terbangun, dihadapannya ada sebuah pohon beringin tua. Terlihat sosok pria yang tadi mengejarnya berada di atas pohon.
“ Kau berada di alamku, kau harus mematuhi peraturanku,” ujar pria itu.
“ Bagaimana bisa? Mimpikah aku? Siapa kau sebenarnya,” kata Neuro masih tidak percaya akan semua yang telah dialaminya.
“ Ya, kau bermimpi, dan tidak akan pernah bangun lagi,” kata pria itu.
“ A, apa meksudmu?” tanya Neuro.
“ Kau sudah berada di alamku, maka kau tak akan pernah kembali lagi ke alammu, kini kau menjadi milikku, kau harus melakukan apa yang kuperintahkan,” jawab pria itu.
Neuro terdiam, memejamkan mata, meyakinkan dirinya bahwa ini hanya mimpi buruknya saja. Ketika ia membuka mata, wajah pria itu berada tepat di depan wajah Neuro. Neuro menjerit dan melangkah mundur.
Wajahnya benar-benar hancur, matanya merah berdarah. Banyak bekas jahitan di wajahnya, bahkan banyak sobekan yang belum dijahit.
“ Apa tujuanmu sebenarnya?” tanya Neuro.
“ Balas dendam, merebut kebahagiaan semua orang, menyiksa mereka, dan akhirnya mereka akan mati,” jawab pria itu.
“ Ke, kenapa? Apa salah kami?” tanya Neuro semakin takut.
“ Aku melakukan itu pada kalian, sama halnya seperti kalian dulu memperlakukan aku,” jawab pria itu.
Sebelum Neuro bertanya lagi, pria itu secepat kilat berpindah ke belakang Neuro dan memukul tengkuknya. Neuro kehilangan keseimbangan dan tumbang.
Pria itu membawa Neuro ke tempat eksekusinya. Neuro tersadar, ia melihat sekelilingnya. Begitu banyak makhluk mengerikan seperti pria tadi. Mereka bersorak ramai, sepertinya mereka tak sabar melihat kematian Neuro dan menjadi salah satu dari mereka.
Hujan semakin deras, petir menyambar tiada henti. Seorang pria berjaket membawa sekop tadi berdiri di hadapannya. Menaikkan tangannya sambil berseru “ Kau akan lenyap, tak seorangpun akan mengingat dirimu. Malam ini, tak ada kata trick or treats untukmu!”

--End--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar